Generalisasi Makna Hijrah

  Gambar:  Selamat Tahun Baru Islam


 

 

GENERALISASI MAKNA HIJRAH:

Refleksi Awal Tahun 1443 H.

 

Agustus 2021

Oleh :

Dra. Nihayatul Laili Yuhana, M.Pd.I

PENYULUH AGAMA ISLAM FUNGSIONAL 

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN NGANJUK

 

HARI ini, Selasa 10 Agustus 2021 Masehi, adalah bertepatan awal Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1443 Hijriyah. 

Pada setiap momentum awal tahun baru Islam, mengingatkan pada  dua hal: pertama, mengingatkan pada kata atau istilah hijrah. Kedua, mengingatkan akan adanya perubahan positif dalam kehidupan. sebagaimana firman Allah 'Azza Wa Jalla:

"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapatkan di muka bumi ini tempat yang luas dan rezeki yang banyak." (Q.S. an-Nisa ayat: 100).  

Istilah hijrah merujuk kepada peristiwa perpindahan Baginda Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam dari kota Makkah menuju ke kota Yatsrib yang kemudian disebut Madinah. Kala itu peristiwa hijrah beliau Rosululloh terjadi dari Mekah pada Rabu malam, tanggal 27 Safar (12 September 622 M), dan tiba di Yatsrib pada hari Jumat, tanggal 12 Rabiul Awal (27 September 622 M).  

Hakikat hijrah Rasul adalah upaya mencari daerah perjuangan yang lebih kondusif untuk menyemaikan ajaran-ajaran Islam. Di samping itu juga menjadi batasan antara dua periode permulaan Islam, yaitu periode Makkah yang diwarnai dengan penanaman akidah, dan periode Madinah yang merupakan periode pemberlakuan syari’at atau aturan-aturan dalam suatu negara yang berdaulat di bawah kepemimpinan Rosululloh Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam secara langsung. 

Hijrah Rosululloh merupakan langkah yang tepat untuk menyelamatkan akidah kaum muslimin, dan juga sebagai langkah politik Rasulullah Shallallihu 'Alaihi Wasallam sebagai pemimpin dalam menghadapi kekuatan daulah Quraisy yang dipimpin oleh Walid Bin Mughiroh yang betul-betul berfaham ateisme atau anti tuhan. Pada saat itu keberhalaan telah  merasuki pola pikir, tujuan dan harapan serta tumpuhan jiwa raga. 

Bahkan Syufrizal Abu Ikhwan mengatakan bahwa keberhalaan telah menjadi Way Of Life, yang mengakibatkan mereka tidak lagi berpikir logis dan tidak lagi berfikir rasional. Oleh kerenanya hijrah betul-betul perpindahan kepada sesuatu yang lebih baik secara lahir dan batin. 

Dalam konteks perkembangan bahasa dewasa ini, kata hijrah telah mengalami proses generalisasi atau perluasan makna. 

Penggunaan kata hijrah dengan makna historis memang sudah baku, akan tetapi kini, dalam konteks penggunaan kata hijrah, di dunia komunikasi sosial, ditengarai ada semacam pengarusutamaan makna hijrah adalah berubah. Jadi pada era millenial makna dari kata hijrah tidak lagi hanya diidentikkan dengan makna tunggal historisnya, akan tetapi menjadi meluas dan beraneka. Hijrah, dewasa ini justeru cenderung bermakna perpindahan dari akhlak yang tercela menuju kepada akhlak yang terpuji, dari malas beramal menuju rajin beramal, dari cuek dengan kebodohan diri-sendiri menuju penuh motivasi tinggi dalam thalabul ilmi dan sebagainya.  

Substansi yang terpenting dari kehijrahan rasul adalah, bukan sekedar hijrah yang berarti pindah tempat. Akan tetapi hijrah yang bermakna perubahan dari suatu perkara yang kotor, menjijikkan, kesyirikan dan dosa, menuju kepada suatu yang lebih mulia. Dari kema’siatan menuju keutamaan, menuju ridlo Allah, menuju  kejujuran, mengarah kepada akhlak mahmudah ( terpuji ). Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw :

اَلْمُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ مَانَهَى ٱللّهُ عَنْهُ

Orang yang berhijrah ialah yang berpindah dari apa yang dilarang Allah.

Hijrah akan mampu menjadi motifasi  positif dalam kehidupan setiap muslim, selagi momentum kehijrahan Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wasallam, senantiasa dikaji dan digali

Oleh karenanya, hijrah Rosul harus dimaknai dengan peningkatan kualitas kebaikan yang semakin meningkat dalam kehidupan. Menjadi spirit kebangkitan dari segala keterpurukan. Baik terpuruk ekonominya, terpuruk semangatnya,   terpuruk dari kehinaan. Hijrah Rosul harus dijadikan semangat untuk meningkatkan kesucian lahir dan batin. Membersihkn diri, rumahnya, lingkungannya dari kotoran atau sampah. Membersihkan batin dari khurofat, dari klenik, dari kemusyrikan dan penyakit penyakit hati.

Bahkan hijrah dari keterpurukan musibah saat ini dengan adanya covid-19 menuju kebangkitan untuk tetap optimis berikhtiyar menjaga kesehatan dengan sekuat tenaga, sehingga akan senantiasa memiliki jasmani yang sehat. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas 'ubudiyah sebagai hamba sesuai dengan tujuan dari penciptaan manusia. 

Semoga kita semua senantiasa dalam penjagaan dan perlindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

SELAMAT TAHUN BARU 1443 HIJRIYAH

---------------------------------------------------- 

Sumber:

Murni. (2013) Konsep Hijrah Dalam Perspektif al-Quran (Studi terhadap Pandangan Prof. M. Quraish Shihab, MA dalam Tafsir al-Mishbah). Makassar: UIN Alauddin.

Yunus, Andi Hikmawati. (2019). Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual di Kalangan Mahasiswa, dalam Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019. 89-104. Maros: Universitas Muslim Maros.

Dan beberapa sumber lainnya.

 


Komentar

  1. semoga tahun ini lebih baik lagi daripada tahun kemarin...
    biduaaikum bu nyai

    BalasHapus
  2. Subhanalloh... Smg bisa menginspirasi semuanya, agartidak termasuk min jumlatil Muflis... Aamiin

    BalasHapus
  3. Subhanallah.terima kasih umi. semoga tahun ini .kami sekelurga lebih baik dari tahun kemarin Amiiin yrbl'alamiiin..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Baru Pengajian

COVID-19 MEMAKNAI DAN MENANGGULANGI DALAM SKALA IMAN

Bimbingan Perkawinan di KUA Berbek