COVID-19 MEMAKNAI DAN MENANGGULANGI DALAM SKALA IMAN
April 2020
Oleh :
Dra. Nihayatul Laili Yuhana, M.PdI
PENYULUH AGAMA ISLAM FUNGSIONAL
KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KAB. NGANJUK
1. COVID-19
Apakah COVID-19 itu?
COVID -19 adalah
singkatan dari Corona Virus Disease 2019
. COVID -19 merupakan wabah Virus penyakit yang terjadi pada pertengahan akhir
tahun 2019 dan menjadi wabah yang melanda dalam skala Internasional diawal
tahun 2020. Wabah penyakit tidak hanya terjadi pada zaman milenial ini saja,
namun pada zaman ummat Nabi-Nabi terdahulu dan pada zaman khalifah Umar bin
Khaththab pun juga pernah terjadi di negeri Syam/Syiria.
2. CARA MENYIKAPI COVID- 19
Alloh SWT telah berfirman dalam Q.S
Al-Baqarah ayat 155-157 :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ
مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ. أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ
وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Artinya : Dan sungguh Aku ( Allah
) akan benar-benar menguji ( menurunkan bala' ) pada kalian dengan suatu ujian
dari rasa takut/khawatir, lapar, dan kekurangan, baik harta, diri ( sakit ) dan
buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira pada orang-orang yang sabar. Yaitu
orang-orang yang jika mereka tertimpa musibah, maka mereka berkata ;
sesungguhnya Kita milik Allah dan sesungguhnya Kita akan kembali kepadaNYA.
Mereka adalah orang-orang yang memperoleh rahmat dari TuhanNYA dan mereka
adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.
Dari ayat diatas, dapat difahami
bahwa bala'/ujian adalah suatu kepastian. Oleh karena itu, Kita sebagai orang
mukmin yang berpedoman dan berpegangan pada al Qur'an wajib meyakininya dan
tentunya beriman pada qodlo' qodar ( baik ataupun buruknya ) semua dari Allah.
Bagaimana Kita menyikapi COVID -19 ?
Diantara cara Kita menyikapi hal-hal yang berkaitan dengan
COVID- 19 adalah :
- Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dari bala'/musibah adalah takdir Allah.
- Jangan terlalu panik dan takut yang berlebihan yang bisa menjadikan sebab lemahnya iman.
- Berserah diri dan pasrah/ tawakal kepada Allah sampai pada saatnya Allah menurunkan rahmatNYA sebagaimana ayat diatas.
- Bersabar dan senantiasa bertindak sesuai dengan perintah Allah /agama, bahkan jika ingin yang lebih tinggi dari itu, maka berusahalah untuk ridlo dan menikmatinya.
- Memperbanyak doa, sedekah dan amal solih.
- Ikhtiyar menjaga kebersihan dan kesehatan.
- Menggali informasi, konsultasi dan bermusyawarah dengan pihak-pihak yang berkompeten membidangi dan menanganinya, termasuk dokter, pemerintah dan tentunya para tokoh agama yang mumpuni.
- Mentaati aturan yang diberlakukan ( baik aturan agama/pemerintah).
- Saling mengingatkan, bersatu, gotong royong, meningkatkan kepedulian kepada sesama.
- Senantiasa muhasabah /introspeksi diri kenapa Allah sampai menurunkan musibah/bala' berupa COVID 19.
- Senantiasa berdzikir kepada Allah dan memperbaiki diri dengan ketaatan.
- Senantiasa berhusnudhon ( kepada Allah dan sesama makhluk ).
- Meyakini bahwa bala' yang turun pada orang mukmin adalah penghapus dosa dan ujian kenaikan derajat, bukan sebagai adzab sebagaimana bala' yang turun pada umat yang ingkar pada Nabi-Nabi terdahulu.
Sikap-sikap
diatas adalah sebagaimana sebagian dr wasiat Syaich Abdul Qodir al Jilany yang
disebutkan dalam manaqib Beliau:
و
كان يقول : الفقير الصابر أفضل من الغني الشاكر و الفقير الشاكر أفضل منهما و الفقير
الصابر الشاكر أفضل من الكل و ما أحب البلاء و التلذذ به إلا من عرف المبلي.
Artinya "Dan Beliau ( Syech Abdul Qodir al
Jilany ) berkata : Orang faqir yang
sabar lebih utama daripada orang kaya yang bersyukur. Orang faqir yang
bersyukur lebih utama daripada keduanya. Orang fakir yang sabar dan bersyukur
lebih utama daripada semuanya. Dan tidaklah mencintai ujian/bala' dan merasakan
ladzatnya ujian /menikmatinya kecuali orang yang telah mengenal Dzat yang
menurunkan bala' /mengenal Allah.
Tidak bisa
dipungkiri bahwa dampak dari COVID -19 banyak perusahaan yang merugi gara-gara
kurang maksimal produksi atau bahkan tidak berproduksi sehingga mengakibatkan
pengurangan tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran dan secara otomatis
menambah angka kemiskinan dan kefakiran. Oleh karena itu, mungkin wasiat /dawuh
dari syech Abdul Qodir ini bisa menjadi pegangan agar tetap bersabar dan
bersyukur serta merasakannya/menikmatinya sebagai keladzatan takdir sehingga
menjadi sebab mengenal Tuhan dengan lebih dekat.
وكان
يقول : إتبعوا و لا تبتدعوا، و أطيعوا و لا تمرقوا و اصبروا ولا تجزعوا و انتظروا الفرج
و لا تيأسوا و اجتمعوا على ذكر الله تعالى و لا تفرقوا و تطهروا بالتوبة و لا تتلطحوا
وعن باب مولاكم لا تبرحوا.
Artinya, "
Beliau berkata : Ikutilah sunnah dan jangan membuat bid'ah, taatlah dan jangan
keluar dari islam, bersabarlah dan jangan mengeluh, tunggulah
solusi/kebahagiaan dan janganlah putus asa, berkumpullah untuk mengingat Allah
SWT dan janganlah berpisah-pisah, sucikanlah diri kalian dengan bertaubat dr
melakukan dosa dan janganlah mengotori/melumurinya dengan dosa, dan janganlah
mnjauh dari pintu rahmat Tuhan kalian.
Dalam kondisi
pandemi COVID -19 ini, haruslah kita senantiasa ittiba' sunnah Rosulillah SAW,
diantaranya gemar cuci tangan, berwudlu, bersuci, menutup mulut saat bersin dan
membudayakan kebersihan, dll. Semakin menambah kesabaran, gemar berdzikir
bersama, dan senantiasa bertaubat dan tidak putus asa untuk mendapatkan solusi dan
menemukan hikmahnya.
و
كان يقول : لا تختر جلب النعماء و لا دفع البلوى فإن النعماء واصلة إليك بالقسمة إستجلبتها
أم لا، و البلوى حالة بك و إن كرهتها فسلم
لله في الكل يفعل ما يشاء فإن جائتك النعماء فاشتغل بالذكر و الشكر و إن جائتك البلوى
فاشتغل بالصبر و الموافقة، و إن كنت أعلى من ذلك فالرضا و التلذذ و اعلموا أن البلية
لم تأت المؤمن لتهلكه و إنما أتته لتختبره.
Artinya,
"Beliau berkata : Janganlah memilih menarik nikmat dan menolak
bala'/ujian, karena sesungguhnya nikmat-nikmat Allah akan sampai padamu dengan
pembagian dr NYA, baik Engkau menariknya atau tidak. Begitu juga bala'/ujian
pasti akan menimpamu walaupun engkau membencinya, maka pasrahkanlah pada Allah
dalam segalanya, Allah akan mengerjakan apapun yang Dia kehendaki. Maka jika
datang kepadamu nikmat Allah, maka sibukkanlah dirimu dengan berdzikir dan
bersyukur. Dan jika datang padamu ujian/bala' dari Allah, maka sibukkanlah
dirimu dengan sabar dan muwafaqoh/menyesuaikan prilaku dengan aturan Allah. Dan
jika ingin lebih tinggi /mulia dari itu, maka ridlolah dan rasakan keladzatan
ujian itu/nikmati untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Dan ketahuilah
bahwasanya sesungguhnya ujian/bala' itu tidak datang/menimpa orang mukmin
karena untuk merusaknya, namun sesungguhnya bala' Itu datang padanya karena
untuk mengujinya.
COVID- 19 adalah
ujian dari Allah untuk menguji kita para ummat nabi Muhammad SAW yang beriman.
Apakah kita dengan kondisi pandemi COVID- 19 akan tetap berserah diri,
pasrah/taslim, bersabar, mengikuti aturan agama, ridlo atau bahkan menikmatinya
sebagai kendaraan menuju Alloh dan lebih dekat dengan Allah? Semoga kita senantiasa
bersabar, mengikuti aturan Allah,ridlo dan mampu menikmatinya sebagai kendaraan
menuju ridloNYA.
و
كان يقول : لا يصلح لمجالسة الحق تعالى إلا المطهرون من رجس الزلات، و لا يفتح إلا
لمن خلا عن الدعاوي و الهوسات. و لما كان الغالب على الناس عدم التطهر إبتلاهم الله
تعالى بالأمراض كفارة و طهورا ليصلحوا لمجالسته و قربه شعروا بذلك أو لم يشعروا.
Artinya,
"Beliau berkata: tidaklah pantas untuk berteman duduk/mendekatkan diri
dengan Allah yang maha haq kecuali orang-orang yang yang suci dari kotoran/najis
berupa kesalahan dan dosa. Dan tidak akan difutuh/dibukakan mata hati/batinnya
kecuali orang yang sepi dari pengakuan-pengakuan dan pikiran-pikiran keluh
kesah. Dan pada saat sudah umum/merata pada manusia prilaku tidak mau bersuci (
dari hadats, najis, wudlu, mandi, terlebih bersuci dari dosa dengan bertaubat,
bersuci harta dg berzakat dan dari riba ), maka Alloh akan menguji/menurunkan
bala' berupa bermacam-macam penyakit sebagai kafarah/pelebur dosa dan penyuci
jiwa serta harta agar mereka layak berteman duduk dan mendekatkan diri kepada
Allah, baik mereka merasa atau tidak/menyadari atau tidak menyadarinya.
Dari pernyataan
Beliau ( Syech Abdul Qodir ) diatas, harusnya pandemi COVID- 19 sebagai bahan
introspeksi diri /muhasabatun nafsi bahwa kita telah banyak melakukan dosa
bahkan berlumuran dosa, kita sering mengeluarkan pernyataan keaku-akuan dan
suka mengeluh. Sehingga karena kasih dan sayangNYA, Allah turunkanlah ujian
COVID- 19 sebagai kafarah dosa dan penyucian diri. Karena dalam satu hadits disebutkan
bahwa ada suatu dosa yang hanya diampuni Allah sebab seseorang merasakan susah dan
gelisah karena memikirkan nasib orang lain termasuk nasib keluarga. Mungkin
COVID -19 ini adalah sarana itu, karena dari kejadian ini banyak bermunculan
empati terhadap sesama terlebih pada orang-orang yang berkekurangan, kepedulian
mulai marak, bantuan banyak dibagikan dan rasa susah menjangkiti semua orang
karena memikirkan diri, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Berkah COVID- 19
juga kebersamaan mulai terbangun kembali, hidup secara individual mulai
terkikis, setidaknya sudah banyak yang hidup bersama keluarga di rumah.
و
كان يقول : إياكم أن تحبوا أحدا أو تكرهوا إلا بعد عرض أفعاله على الكتاب والسنة كيلا
تحبوا بالهوى و تبغضوه بالهوى.
Artinya,
"Dan Beliau berkata: takuklah kalian mencintai seseorang atau membencinya
kecuali setelah mengoreksi/mengidentifikasi prilaku-prilakunya sesuai kitab al
Qur'an dan sunnah agar kalian tidak mencintainya karena nafsu dan membencinya
karena nafsu.”
Dari Pesan ini
pun bisa kita jadikan introspeksi diri, karena banyak diantara kita mencintai
dan membenci, membanggakan dan menjatuhkan nama baik orang lain, menuding sana
menuding sini tanpa bukti dan data yang akurat serta hanya bermodal pengamatan
sekilas atau bahkan hanya katanya. Mungkin juga turunnya COVID- 19 diantara
sebabnya adalah semua itu, karena kecurigaan yang berlebihan yang menyebabkan
memata-matai, menjauhi, berpaling, saling su'udhon dan prilaku-prilaku kurang
baik lainnya itu adalah larangan Allah. Oleh karena itu, mari kita tetap
husnudhon kepada siapapun yg disertai kehati-hatian tentunya, karena diakhir
zaman banyak modus penipuan dan modus untuk memanfaatkan orang lain demi
keuntungan pribadi.
Diantara dasar
untuk menyikapi COVID- 19 dengan diberlakukannya PSBB dan lockdown adalah
sebagaimana tindakan sayyidina Umar bin Khaththab R.A dalam hadits Bukhari yang
artinya sebagai berikut ;
“Diriwayatkan
dari Abdurrahman bin Auf R.A dari Abdullah bin Abbas R.A bahwa sesungguhnya
Umar bun Khathab R.A keluar menuju Syam/Syiria, hingga ketika beliau sampai di
Sargha, Beliau ditemui oleh para pemimpin dari kota-kota, yakni Abu 'Ubaidah
bin al Jarah R.A beserta rekan-rekannya. Maka mereka memberitahukan kepada Umar
bahwa wabah penyakit telah terjadi ditanah Syam.
Ibnu Abbas
berkata, "Maka Umar berkata, ' Panggilkan untukKU kaum Muhajirin yang
pertama.' Maka Ia pun memanggil Mereka lalu Baliau meminta pendapat mereka dan
mengabarkan kepada mereka, bahwa wabah penyakit sedang terjadi di Syam. Maka Mereka
pun berbeda pendapat. Sebagian Mereka berkata,
'Engkau telah keluar karena suatu perkara, maka Kami tidak memandang
Engkau harus mengurungkan niatmu.'
Sebagiannya lagi berkata,
'Bersamamu ada orang-orang dan sahabat Rosulullah SAW dan Kami tidak memandang
Engkau harus menggiring Mereka kepada wabah penyakit tersebut.' Maka Umar
berkata, 'Kalian boleh pergi.'
Lalu Ia berkata,
'Panggilkan untukKU kaum Anshar.' Maka Aku pun memanggil Mereka, kemudian Ia
meminta saran mereka, maka Mereka pun melakukan hal yang sama dengan kaum
Muhajirin. Mereka berbeda pendapat seperti kaum Muhajirin. Lalu Umar berkata,
'Kalian boleh pergi.' kemudian Ia berkata, 'Panggilkan untukku orang yang
dituakan di kalangan Quraisy dari yang berhijrah setelah Fathu Makkah.' Lalu
Aku panggil Mereka, maka dua orang dari mereka tidak ada yang berselisih.
Mereka berkata, 'Kami memandang Engkau harus membawa orang-orang kembali dan
jangan menggiring mereka kepada wabah penyakit itu.' Lalu Umar menyeru ditengah
orang-orang, 'Aku akan pergi di pagi hari menaiki onta untuk kembali ke
Madinah, maka bersiaplah Kalian untuk kembali.'
Abu 'Ubaidah
berkata, 'Apakah kita akan lari dari takdir Allah?' Umar berkata, 'Seandainya
yang mengatakan itu bukan Kamu wahai Abu 'Ubaidah. Ya, Kita akan lari dari
takdir Allah menuju takdir Allah yang lain. Apa menurutmu, seandainya Engkau
memiliki onta yang turun ke lembah yang memiliki dua sisi: yang satu subur dan
yang satu lagi gersang. Bukankah jika Engkau menggembalakannya ditempat yang
subur, berarti Engkau menggembalakannya dengan takdir Allah. Dan jika Engkau
menggembalakannya ditempat yang gersang, engkau pun menggembalakannya dengan
takdir Allah?'.
Ibnu Abbas
berkata, "Lalu datanglah
Abdurrahman bin Auf, Ia tidak ikut hadir karena sebagian keperluan. Maka Ia
berkata, 'Aku memiliki ilmu tentang itu. Aku mendengar Rosulullah SAW bersabda,
'Apabila Kalian mendengar bahwa di suatu tempat terdapat wabah penyakit, maka
janganlah kalian datang kesana. Dan apabila di suatu tempat terkena wabah dan
kalian sedang berada disana, maka janganlah kalian keluar untuk lari darinya.'
Ibnu Abbas berkata, 'Maka Umar memuji
Allah, kemudian Ia pun pergi. ( Disebutkan oleh Al Bukhari pada kitab ke 76
Kitab Pengobatan, bab ke-30 Bab tentang sesuatu yang disebutkan terkait wabah
penyakit /Tha'un ).
Penjelasan hadits :
* Keluar ke Syam : pada bulan
Rabi'ul Akhir tahun ke -18 H untuk mengetahui keadaan rakyatnya.
* Saghra : sebuah desa di lembah
Tabuk dekat Syam.
* Kota-kota : yaitu Lima kota di
Syam : Palestina, Yordania, Damaskus, Homs dan Qinasrin.
* "Kaum Muhajirin
pertama." yaitu yang mengalami shalat menghadap dua kiblat.
* "Janganlah Kalian datang
kesana." untuk membuat diri kalian
tenang dan menghilangkan keraguan yang dihembuskan setan.
* "Janganlah kalian keluar
untuk lari darinya." Agar tidak
bersikap berpaling dari takdir. Namun kalau keluar dari sana karena tujuan
lain, maka itu diperbolehkan.
Dan hadits berikut ;
حديث
أسامة بن زيد رضي الله عنهما، قال : قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم : الطاعون رجس، أرسل على طائفة من بني إسرائيل، أو على من
كان قبلكم، فإذا سمعتم به بأرض فلا تقدموا عليه و إذا وقع بأرض و أنتم بها فلا تخرجوا
فرارا منه ( و في رواية ) لا يخرجكم إلا فرارا منه. ( أخرجه البخاري في : ٦٠ كتاب الأنبياء
: ٥٤ باب حدثنا أبو اليمان)
Artinya ;
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid R.A, Ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Wabah penyakit itu adalah siksaan yang dikirimkan kepada satu
golongan Bani Israel atau kepada kaum sebelum kalian. Maka apabila kalian
mendengar tentang adanya wabah penyakit di satu daerah, janganlah kalian datang
ke daerah tersebut. Dan apabila wabah tersebut menimpa suatu daerah dan kamu
sedang berada didalamnya, maka janganlah kamu keluar untuk melarikan diri
darinya. ( Dalam riwayat lain ) jangan sampai wabah itu membuat kalian keluar
kecuali untuk menghindarinya'. ( Disebutkan al Bukhari pada kitab ke-60 Kitab
para Nabi, bab ke 54 Bab Telah menceritakan kepada kami Abu al-Yaman ).
Penjelasan :
An-Nawawi
berkata, "Wabah penyakit disifati sebagai siksaan itu adalah khusus untuk
kaum sebelum kita ( sebelum umat Nabi Muhammad SAW ). Adapun umat ini, maka
wabah penyakit menjadi rahmat dan sebab mati syahid. Sebagaimana dalam hadits
riwayat al Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang mati
terkena wabah penyakit itu adalah syahid. Dalam hadits lain yang diriwayatkan
selain al Bukhari dan Muslim diterangkan, 'Sesungguhnya wabah penyakit itu
siksaan yang Allah kirimkan kepada orang yang Dia kehendaki, lalu Dia
menjadikannya rahmat bagi orang-orang yang beriman.' maka seorang hamba yang
terkena wabah penyakit yang ada di negerinya lalu Ia diam disana dan bersabar,
dengan keyakinan bahwa apa yang menimpanya adalah ketetapan Allah semata, maka
baginya pahala seperti pahala orang yang mati syahid.
Dalam hadits
lain diterangkan, 'Wabah penyakit itu adalah penyebab mati syahid untuk setiap
muslim.' Wabah penyakit bisa menjadi penyebab mati syahid bagi orang yang
bersabar menjalaninya sebagaimana hadits yang telah disebutkan. "
An Nawawi
berkata lagi, "Bahwa didalam hadits - hadits tersebut terdapat larangan
untuk datang ke sebuah negeri yang terkena wabah penyakit dan juga melarang
keluar dari negeri yang terkena wabah untuk lari dari tempat tersebut. Adapun
keluar karena suatu sebab lain yang mendorongnya, maka tidak apa-apa. Inilah
yang kami sebutkan dan inilah pendapat kami serta pendapat jumhur ulama'.
"
3. PENANGKAL WABAH COVID -19
Di dalam kitab Tafrih al-Khothir
disebutkan bahwa ;
لا
ينزل بلاء من السماء الى الارض الا بعد نزوله على القطب
Artinya: "Tidaklah turun bala
dari langit ke bumi kecuali setelah turun bala itu ke wali quthub".
Setiap wali
Quthub sudah mengetahui setiap bala yang akan terjadi di seluruh bumi karena
diberitahukan oleh Alloh. Seperti manqobah Syaikh Abdul Qodir Aljaelani Q.S :
"Bahwa setiap datang, tahun,
bulan, minggu, hari, semua memberikan salam kepada nya dan mengabarkan apa saja
yang akan terjadi pada tahun, bulan, minggu dan hari tersebut".
Bagaimana cara Kita menangkal
bala'?
Diantara sebagian cara kita menangkal
bala' yang akan turun/sudah turun adalah sebagai berikut :
1. Sholat hajat lidaf'il bala'
2. Dzikir ( Jahr dan Khofy )
3. Membaca/Khotaman al Qur'an
4. Manaqiban
5. Sholawat
6. Doa ( qunut Nazilah disetiap
rokaat terakhir solat maktubah & solat sunnah )
7. Sedekah
8. Tawassul dengan para Nabi, Wali dan
hamba-hamba Allah yang Shalih.
9. Dan amal-amal sholih yang lain.
Setiap amaliyah
ini naik ke langit menghadang bala’ yang turun, kemudian bertempurlah amaliyah
dan bala'. Jika amaliyah kita lemah dan kalah maka bala' tetap akan turun. Jika
amaliyah kita kuat maka bala' akan hancur dan tertolak.
Sabda Rosululloh saw :
لا
يغني حذر من قدر ، وإن الدعاء ينفع مما نزل ومما لم ينزل ، وإن الدعاء ليلقى البلاء
فيعتلجان إلى يوم القيامة
Artinya, " (Hanya) kehatia-hatian saja tidak cukup dari (merubah)
taqdir. Dan sesungguhnya doa itu bermanfaat dari taqdir yang sudah turun dan
akan turun. Dan sesungguhnya do'a menyambut bala’ maka bertempurlah keduanya
sampai hari kiyamat."
Diantara dalil bacaan al Qur'an,
doa, dan dzikir adalah hadits ;
ذكر
الله علم الإيمان و براءة من النفاق و حصن من الشيطان و حرز من النيران
Artinya ; Dzikrulloh adalah tanda
iman, pembebas sifat munafiq, benteng dari syaiton dan benteng dari neraka.
الدعاء
سلاح المؤمنين
"Doa adalah senjata
orang-orang mukmin."
و
قد كان النبي صلى الله عليه وسلم يقرأ سورة الإخلاص مع المعوذتين و ينفث على يديه و
يمسح بهما على جسده عند النوم إذا كان وجعا متألما و يأمر بذلك
Artinya, "Sungguh Nabi
Muhammad SAW membaca surat al Ikhlas beserta Mu'awwidzatain dan meniupkan pada
kedua tangannya dan mengusapkan ke seluruh tubuhnya pada saat tidur, jika
Beliau sakit yang terasa amat sakit."
قال
بعض العلماء من واظب على قراءتها نال كل خير و أمن من كل شر في الدنيا والآخرة و من
قرأها و هو جائع شبع أو عطشان روي.
Artinya, "sebagian Ulama'
berkata; Barangsiapa melanggengkan/membiasakan membacanya ( al Ikhlas dan
Mu'awwidzatain ) maka Ia akan memperoleh semua kebaikan dan aman dari semua keburukan
dunia dan akhirat. Dan barangsiapa membacanya dalam keadaan lapar, maka Ia akan
kenyang, atau keadaan dahaga, maka akan segar/hilang dahaganya.
Diantara dasar dalil solat hajat
adalah Q. S Al-Baqarah 45-46 ;
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ.
. الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ
وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Artinya, "Dan mohon
pertolonganlah kalian dengan sabar dan melakukan salat, dan sesungguhnya hal
itu benar-benar sangatlah berat kecuali atas orang-orang yang khusu'. Yaitu
orang-orang yang meyakini bahwa sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhan
Mereka dan sesungguhnya hanya kepadaNYA mereka kembali. "
Dasar wasilah /tawassul adalah Q.S
al-Maidah : 35
ياَ
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا
فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya, "Wahai orang-orang
yang beriman, takutlah kalian kepada Allah dan carilah wasilah untuk menujuNYA,
dan berjihadlah dijalanNYA agar kalian beruntung."
Dan Q.S al-Isra' : 57
أُولَٰئِكَ
الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ
وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
Artinya, "Mereka adalah
orang-orang yang berdoa dalam keadaan mencari wasilah/perantara kepada Tuhan
Mereka, siapakah diantara mereka yang paling dekat, dan mereka mengharapkan
ratmatNYA dan takut siksaNYA. Sesungguhnya siksa TuhanMu sangatlah
ditakuti."
Dasar sedekah ;
الصدقة
ترد البلاء و تطول العمر
Artinya, "Sedekah dapat
menolak bala' dan memanjangkan umur."
Dan Tentunya
masih banyak dasar-dasar dalil yang menjadi dasar amaliyah diatas yang tidak
mungkin kami sebutkan satu persatunya. Kiranya cukup terwakili sebagiannya
saja.
4. HIKMAH COVID -19
Diantara
Sebagian hikmah dari adanya wabah COVID -19 dari pengamatan kami dan pendapat
beberapa orang bijak adalah ;
- Diantara Sebagian hikmah dari adanya wabah COVID -19 dari pengamatan kami dan pendapat beberapa orang bijak adalah ;
- Kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan.
- Berkumpulnya banyak anggota keluarga yang pada waktu sebelumnya lebih banyak berpisah karena berbagai alasan.
- Semakin pedulinya pemerintah/negara untuk membiayai kehidupan rakyatnya.
- Semakin maraknya bacaan al Qur'an yg terdengar di rumah-rumah.
- Semakin membumi dan mengudaranya khataman al Qur'an dari group-group dunia maya ( group-group WA ).
- Tumbuhnya rasa empati dan peduli kepada sesama, khususnya kepada yang kekurangan bahan pokok.
- Semakin banyak yang sadar dan menyadari betapa lemahnya manusia, hanya dengan sesuatu yg berukuran dibawah mikro sudah tak berdaya apa-apa.
- Semakin banyak yang mendekatkan diri pada Allah.
- Teringatkan bahwa, beribadah/menghamba pada Allah tidak hanya saat di masjid/musholla saja.
Dan tentunya
masih banyak hikmah - hikmah yang lain yang belum kami sebutkan dan luput dari
pengamatan, dan tentunya hanya Allah lah yang maha mengetahuinya seluruh hikmah
dr wabah COVID -19.
Semoga Allah
senantiasa menjaga, mencukupi dan menyelamatkan kita, keluarga kita, masyarakat
kita, bangsa Indonesia dan seluruh orang-orang yang beriman dimanapun berada
dari buruknya wabah COVID- 19.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi
siapa pun yang membacanya.
Terimakasih umi Yuhana artikelnya luar biasa membuka wawasan kita dalam menyikapi covid-19 ini. Kuncinya bersabar dan berserah diri padaNya ..
BalasHapusAlhamdulillah jadi tambah pengetahuan saya , dan menambah wawasan saya dalam menyikapi adanya COVID -19
BalasHapusartikelnya bagus umi nyai
Alhamdulillah..artikel yg bagus sekali umi yuhana,menambah pengetahuan dan wawasan saya tentang covid19,dan bagaimana menyikapi pandemi ini.
BalasHapusAlhamdulillaaah.tambah pengetahuan covids-19...mugi kulo tambah semangat asalipun bibinahu saking umi nyai....syukron
BalasHapusTerimakasih UmiNyai...
BalasHapusAlhamdulillah dengan artikel ini saya lebih memahami tentang COVID 19
Nyuwun selalu ilmu dan bimbingan panjenengan UmiNyai��
Mtr swn umi atas ilmunya, Alhamdulillaah dg artikel umi, saya bisa lebih faham tentang covid 19.
BalasHapusUntuk bimbingan2 selanjutny, selalu kami harapkan
Terimakasih umi nyai...
BalasHapusSetelah baca artikel umi,moga menjadi ilmu nafi' bagi saya..
Alhamdulillah..artikel yg bagus sekali umi yuhana,menambah pengetahuan dan wawasan saya tentang covid19,dan bagaimana menyikapi pandemi ini.
BalasHapusAlhamdulillah..artikel yg bagus sekali umi yuhana,menambah pengetahuan dan wawasan saya tentang covid19,dan bagaimana menyikapi pandemi ini.
BalasHapusSubhanallah, hebat, Umi Nyai, tulisanipun.. ide yang brilliant terutama dalam hal menjadikan teks Manakib sebagai sumber rujukan ilmiah. Manakib yg selama ini terbatas dijadikan "perangkat ritual", dalam tulisan Umi berubah menjadi referensi yang dahsyat..
BalasHapusAlhamdulillah umi nyai setelah membaca artikel umi semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah
BalasHapusAlhamdulillah sangat bagus semoga jadi ilmu yang berkah. Amin
BalasHapusMasyaallah ...sy belajar dr artikel ini.... Dalam situasi yg mencekam di wabah cironay...ternyata kapasitas iman kita benar-benar diuji seberapa jauh kualitas nya ... Aamiin...semoga Allah menjadikan sy hamba yg selalu dikuatkan imannya dalam kondisi apapun....Aamiin
BalasHapusSebuah implikasai ilmu yang luar biasa di kontekkan dengan keadaan yang ada smg menambah wawasan bagi siapa saja serta bermanfaat
BalasHapus